Catatan Webinar dengan Prof. Haedar Nashir dalam rangka persiapan pendirian Universitas Muhammadiyah Kabupaten Bogor
Oleh: Muhammad Muflih Hidayat (Sekretaris Majelis Pustaka dan Informasi PDM Kabupaten Bogor
Saat memberi tausyiah dalam acara Webinar persiapan pendirian Universitas Muhammadiyah Bogor Raya (UMBARA), pak Haedar Nashir menyarankan kepada PDM Kabupaten Bogor agar AMM yang punya kesempatan melanjutkan sekolah (kuliah) untuk mengambil peluang yang ada. Beliau memberi saran agar kita aktif mencari informasi ke Majelis DIKTI PP Muhammadiyah.
Bagi saya, ini merupakan harapan sekaligus kecemasan pak Haedar. Beliau berharap AUM (dalam hal ini kampus) akan diisi oleh kader-kader Muhammadiyah. Di sisi lain, ada kecemasan kultur belajar (culture of study) di kalangan AMM yang belum merata di semua daerah.
Pak Haedar menjelaskan bahwa aktivisme saja tidak cukup. Kader Muhammadiyah harus profesional jika ingin mengabdi di kampus ataupun AUM lainnya. Muhammadiyah adalah organisasi modern yang dalam pengelolaannya memerlukan profesionalisme yang baik.
Dalam hal mengajar di kampus, untuk menjadi seorang dosen, tentunya seorang kader minimal harus berjenjang S2 (Magister). Inilah yang didorong pak Haedar, agar AMM di Bogor Raya punya semangat melanjutkan sekolah, sampai suatu saat nanti ketika dibutuhkan, akan terasa manfaatnya.
Pak Haedar sesungguhnya melanjutkan pesan yang pernah disampaikan Kiai Dahlan:
“Muhammadiyah pada masa sekarang ini berbeda dengan Muhammadiyah pada masa mendatang. Karena itu, warga mudamudi Muhammadiyah hendaklah terus menjalani dan menempuh pendidikan serta menuntut ilmu pengetahuan (dan teknologi) di mana dan ke mana saja.
Menjadilah dokter sesudah itu kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadilah master, insinyur, dan profesional lalu kembalilah kepada Muhammadiyah sesudah itu.”
***
Pertanyaannya, bagaimana Muhammadiyah bisa mencetak kader-kader unggulan untuk mengisi kampus kita?
Menurut saya, harus ada semacam roadmap pendidikan untuk panduan sekolah-sekolah Muhammadiyah di Kabupaten Bogor. Apa tujuan besarnya? Kemana anak-anak ini mau dibawa? Apa langkah-langkah kecil yang harus dilaksanakan?
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) punya peranan signifikan untuk melakukan hal ini. Saya rasa, doktrin “sekolah tinggi” harus ditanamkan sejak dini. Hal ini bisa dilakukan serentak jika ada instruksi atau semacam petunjuk yang jelas bagi penyelenggara sekolah Muhammadiyah di Kabupaten Bogor.
Biasanya, informasi seputar perkuliahan baru akan didapat siswa ketika menginjak SMA atau Aliyah. Sementara, sedikit yang memikirkan kuliah sejak siswa masih di SD atau SMP. Muhammadiyah Kabupaten Bogor perlu membentuk ekosistem pendidikan yang mendukung siswa-siswinya untuk melanjutkan sekolah setinggi mungkin.
Muhammadiyah menganut semangat fastabiqul khairat (berlomba dalam kebaikan). Kita bisa menanamkan doktrin pada siswa-siswa Muhammadiyah di Kabupaten Bogor agar mau berlomba dengan siswa Muhammadiyah di daerah lain. Lihat Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan lain-lain, kita sudah tertinggal jauh. Meminjam ungkapan Sekretaris PWM Jawa Barat, pak Jamjam Erawan yang juga disampaikan di webinar persiapan pendirian UMBARA, kita perlu nafas yang panjang untuk mengejar ketertinggalan itu.
Muhammadiyah harus diisi oleh orang-orang yang bisa berpikir tentang pengembangan ke depan, memiliki kemampuan manajerial yang baik, dan harus focus. Jangan sampai mudah terbawa arus isu-isu yang tidak penting atau hoaks murahan.
Jika roadmap Pendidikan Muhammadiyah Kabupaten Bogor bisa dipersiapkan dari sekarang, kita tinggal memanen hasilnya 10 atau 20 tahun mendatang. Wallahu a’lam.