Jasinga – Dalam rangka menyemarakkan Milad ke-89, Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Bogor (PDPM Kab. Bogor) melaksanakan acara kajian, santunan dan iftor Jama’i pada Ahad (9/5). Bertempat di Panti Sosial Asuhan Anak Harapan Firdaus yang berada di PCM Jasinga, berjalan dengan lancar dan khidmat. Sebagaimana disampaikan Oleh Holidin, Ketua Pelaksana Milad 89.
Hadir pada acara tersebut, yaitu Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Bogor, Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Jasinga, PC Pemuda Muhammadiyah se-Kabupaten Bogor, beserta tamu undangan pemerintah setempat.
“Seperti biasanya, pendanaan acara PDPM Kab. Bogor berasal dari infaq pengurus dan anggota, juga dukungan dari PDM Kab. Bogor dan donatur, sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar”, tambah Oleh Holidin.
Dalam sambutannya, Ketua PDPM Kab. Bogor, M. Jatnika Pamungkas memaparkan enam pilar unggulan program PDPM Kab. Bogor, antara lain ideologi, jaringan, kaderisasi, transformasi, aset dan karya.
“Enam poin ini menjadi pilar (tiang) dalam menjalankan program PDPM Kab. Bogor pada periode 2020-2024. Bentuk komitmen kami dalam menjalankan amanah ini adalah berupaya untuk menggelar program kerja di cabang-cabang yang ada, sehingga keterlibatan kader dapat diberdayakan secara luas. Harapannya, ada proses yang berkelanjutan karena setiap cabang memiliki potensi yang beragam”, papar Jatnika.
Ayahanda H. Udi, Ketua PCM Jasinga memberikan motivasi kepada hadirin bahwa Pemuda Muhammadiyah berperan sebagai agen P3M (Pelopor, Pelangsung, Penyempurna Muhammadiyah) di masa yang akan datang. Sehingga Pemuda harus bekerja keras, bekerja cerdas, dan bekerja ikhlas dalam setiap aktifitasnya, terutama dalam dakwah.
Sebagai narasumber pada Milad 89, H. Naufal Ramadian Sekretaris PD Muhammadiyah Kab. Bogor mendorong Pemuda Muhammadiyah agar senantiasa semangat dalam berfastabiqul khairat.
“Pemuda Muhammadiyah pada Milad 89 ini berupaya memberikan nilai-nilai fastabiqul khairat dan semangat Al-maun dengan bentuk santunan pada hari ini,” ucap Naufal mengawali tausyiahnya.
Naufal memaparkan tiga hal yang harus menjadi budaya dikalangan Pemuda Muhammadiyah.
Pertama literasi, pada usia produktif pemuda merupakan momentum yang baik dan strategis dalam membaca tekstual yaitu memperbaiki bacaan Al-quran maupun membaca kontekstual yaitu membaca situasi sosial, budaya, politik, dan lainnya. Karena Pemuda akan senantiasa berinteraksi pada aspek tersebut.
Kedua suksesi, Pemuda hari adalah pemimpin masa depan. Sehingga pemuda mengambil peran dalam suksesi kepemimpinan baik di persyarikatan maupun ranah kebangsaan.
“Pemuda hari ini adalah presiden masa depan, anggota parlemen dan pemimpin masa depan,” tegas Naufal.
Ketiga spiritualisasi, pada momentum Ramadhan dan berbagai aktifitas ibadah di dalamnya, spirit ruhiyah manusia maupun hubungan dengan Robb semakin terjalin dan meningkat. Dengan demikian akan menimbulkan keyakinan bahwa “Aku dekat, Engkau dekat. Aku jauh, Engkau Jauh”.
“Nilai spiritual harus senantiasa ada pada pribadi Pemuda dalam menjalankan peran dan tugasnya dalam dakwah,” tutup Naufal.