Saya sudah lupa, kapan terakhir kali saya mengikuti perkaderan di IPM. Menjadi peserta, menikmati nuansa perkaderan IPM yang khas, mendengarkan pemateri berbicara, tidak lupa ketiduran kemudian.
Mengikuti perkaderan IPM baik formal maupun non formal menjadi rutinitas saya kala itu. Bercengkrama dengan kawan-kawan dari daerah lain di Kabupaten Bogor ini menyenangkan. Meskipun sama-sama berada di Kabupaten Bogor, ternyata banyak hal yang saya tidak tahu.
Saya ingat waktu diutus ke sekolah Muhammadiyah yang berada di Kecamatan Sukajaya. Untuk menuju ke sana, butuh waktu yang cukup lama. Sepanjang perjalanan dengan menggunakan ojek motor, berkali-kali saya dibuat takjub dengan pemandangan yang tidak pernah saya lihat di Cileungsi.
Sampai di lokasi dan berlanjut ke waktu makan, saya terkejut. Bagaimana bisa di antara jejeran nasi, sayur, dan lauk yang seadanya itu, ada dedaunan yang disimpan di piring. Dedaunan yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Kalau hanya daun kemangi dan selada, sering sudah saya temui. Dengan rasa penasaran saya tanya kepada teman yang lain. Ternyata daun itu bernama “poh-pohan”. Saya diminta untuk mencoba. Wah rasanya aneh, sepat, pahit. Itu adalah kali pertama dan terakhir saya mencobanya.
Perkaderan dan pelatihan semacam workshop tentu berbeda. Pola dan ruhnya pun berbeda. Tapi kemarin saat saya mengikuti pelatihan jurnalistik dengan tema “Semua Bisa Menulis”, saya seperti ditarik kembali ke masa saat mengikuti perkaderan formal. Mendengarkan Kak Muhammad Muflih berdialog dengan pemateri dan mendengarkan penjelasan dari Ka Nunus Mahmud Yunus lah penyebabnya.
Padahal poin-poin yang disampaikan oleh pemateri sangat sederhana. Membuat kami -peserta pelatihan- betah berlama-lama memandangi layar laptop maupun ponsel masing-masing. Tapi entah kenapa, saya malah hanyut dengan memori-memori perkaderan saya bersama senior-senior ini.
Alih-alih membuat PR dengan tajuk berita, saya pun malah lebih tertarik membuat tulisan seperti ini. Tapi biarlah, yang penting naluri “bercerita” saya tidak hilang. Mudah-mudahan pasca pelatihan kemarin, perlahan bisa mengubah gaya tulisan saya.