Masjid Jami’ Al Hidayah Desa Cihowe Kecamatan Ciseeng pada hari Ahad pagi dipenuhi Jama’ah bapak-bapak, ibu-ibu dan pemuda yang berasal dari lingkungan sekitar, baik dari warga Ciseeng itu sendiri maupun dari luar Ciseeng.
Tampak di depan para Jama’ah terpampang sebuah Spanduk yang bertuliskan “Pengajian Bulanan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ciseeng Bersama MUI Desa Cihowe”, dan yang menjadi pusat perhatian adalah pada Spanduk tersebut dimunculkan dua foto Tokoh Ulama Besar yang masyhur di Indonesia yaitu Hadratusy-Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri Pengurus Besar Nahdhatul ‘Ulama dan K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Peryarikatan Muhammadiyah.
Meskipun secara langsung tidak terpampang logo Nahdhatul ‘Ulama pada spanduk, namun pengurus MUI Desa Cihowe dan Masjid Al Hidayah adalah Nahdhiyyin (warga NU), oleh karenanya untuk memupuk rasa kekeluargaan dan Ukhuwah Islamiyyah yang kuat Panitia pengajian memunculkan gambar dua Tokoh Ulama Besar tersebut.
Dalam sambutannya, Ketua DKM Masjid Al Hidayah Desa Cihowe, Ustadz Dedi Heryanto yang merupakan salah satu alumnus SMK Muhammadiyah Parung menyampaikan bahwa ini adalah kali pertama diselenggarakan pengajian bersama antara Muhammadiyah, MUI Desa Cihowe dan warga sekitar, “Merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan kami Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ciseeng dapat bersilaturahmi di tempat kami, semoga menjadi agenda yang berkelanjutan dan semakin memupuk tali silaturahmi juga Ukhuwah Islamiyyah” ucapnya.
Dilanjutkan sambutan oleh Ketua MUI Desa Cihowe, Ustadz Dalail Masyhuri, beliau menyampaikan bahwa perbedaan kecil diantara kita (NU dan Muhammadiyah, red), seperti fikih ibadah NU & Muhammadiyah jangan membuat kita terpecah. “Orang NU semakin tinggi ilmunya akan semakin mirip Muhammadiyah. Begitupun sebaliknya, orang Muhammadiyah semakin tinggi ilmunya akan semakin mirip Nahdhatul Ulama” tambahnya.
Kemudian Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ciseeng Ustadz Deni Saprudin, S.Pd.I. dalam sambutannya menyampaikan bahwa sangat merasa bahagia dan haru dengan diselenggarakannya Pengajian gabungan ini, dan telah diterima oleh DKM Al Hidayah Cihowe khususnya oleh MUI Desa Cihowe. “Pengajian ini akan menjadi pelopor pengajian gabungan antar ormas IsIam di Ciseeng khususnya, agar senantiasa selalu terjalin Ukhuwah Islamiyah yang kuat antar umat muslim”. Beliau juga menyampaikan bahwa Muhammadiyah Ciseeng yang baru saja terbentuk di Kecamatan Ciseeng ini belum memiliki Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), sehingga Muhammadiyah Ciseeng berharap agar bisa tetap berdakwah melalui satu masjid ke masjid lain atau dari satu daerah ke daerah lain. Dan tentunya terus menjalin kerjasama dengan semua pihak, salah satunya MUI Kecamatan Ciseeng.
Dihadiri juga oleh Ketua MUI Kecamatan Ciseeng, KH. Acep Sutrisna, S.Ag. beliau menyampaikan mudah-mudahan dengan kebersamaan ini menambah ukhuwah Islamiyah di antara kita. Muhammadiyah, NU, Mathalaul Anwar, dan lain-lain. “Pada diri kita ada potensi dosa dan ketaqwaan. Dengan pengajian ini semoga kewaspadaan kita meningkat, menuntun kita pada ketakwaan dan menjauhkan kita pada dosa”.
Pada acara inti Pengajian yaitu ceramah agama, KH. Nur Achmad, MA yang merupakan Komisi Kajian dan Penelitian MUI Pusat sekaligus Mudir MBS Ki Bagus Hadikusumo Bogor. Dalam kajiannya, penceramah yang akrab disapa “Abi Nur” menyampaikan tafsir QS. Fathir ayat 32:
“Diantara hamba-hambaNya, ada yang menganiaya diri mereka sendiri. Dzalimul linafsih. Menzhalimi diri mereka sendiri dengan berpaling dari perintah dan larangan-Nya. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan mereka hanya mengerjakan sebagian perintah saja.”
“Lalu kelompok yg kedua adalah Muqtashid, yaitu orang yg mengerjakan seluruh yg wajib dan meninggalkan yg haram-haram. Dan mengerjakan sebagian yg sunnah.”
“Lalu yg lebih tinggi tingkatannya yaitu orang yg terdepan dalam kebaikan. Sabiqun bil khairat. Perkara wajib dan sunnah tunai ia kerjakan. Lalu meninggalkan yg haram dan makruh”.
Ada satu lagi pesan Abi Nur yang tidak kalah penting saat menutup ceramahnya. “Ditahun politik pilihlah pemimpin yang paling baiknya, kalau tidak ada pilihlah yang paling sedikit jeleknya, inilah ikhtiar terbaik. Tapi jangan gara-gara beda pilihan bendera atau partai umat jadi ribut. Ukhuwah tetap Nomor Satu.”
Pengajian tersebut dihadiri oleh Kepala Desa Cihowe, ketua RW dan RT setempat, dan beberapa undangan diantaranya PC. Muhammadiyah Parung, PC Aisyiyah Parung, PR Muhammadiyah dan Aisyiyah Bojong Indah dan Ciseeng, juga Ormas Islam setempat, serta Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bogor yang diwakili oleh Bapak Djoni Gunanto, S.IP., M.Si. sebagai Wakil Ketua PDM Kab. Bogor, dalam wawancara beliau menyampaikan bahwa model pengajian yang dilakukan PCM Ciseeng dengan MUI Desa Cihowe yang diselenggarakan di Masjid dengan basis NU, adalah strategi dakwah kolaboratif yang sangat baik, menunjukan kebersamaan bisa dilakukan melalui pengajian diakar rumput sehingga perbedaan bisa diminimalisir, umat semakin bersatu dan Ukhuwah Islamiyah semakin kuat. “Semoga ini bisa di lakukan di cabang maupun ranting Muhammadiyah yang lain sebagai wujud dakwah inklusif yang nyata.” Lanjutnya. (TS/EAP)