Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun AR Fachruddin STKIP Muhammadiyah Bogor sambut ramadhan dengan mengadakan acara kajian online yaitu KARAMEL (Kajian Ramadhan Milenial) berkolaborasi dengan beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah diantaranya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMBJ), dan IAI Muhammadiyah Sinjai. KARAMEL diadakan sebanyak empat episode pada setiap Sabtu pekan di bulan ramadhan. Dengan episode pertama diselenggarakan pada hari Sabtu, 9 April 2022 yang bertema “Hakikat Puasa” dengan narasumber yaitu Dra. Erma Hermawati (Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kabupaten Bogor), beliau menyampaikan bahwa hakikat puasa itu yakni menahan diri dari nafsu dan hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT, diantaranya memiliki 3 jenis. Nafsu amarah, yang dimana nafsu ini jika dibiarkan akan mengajak kita kepada keburukan atau kejelekan, seperti ego yang kita miliki. Nafsu lawamah, yaitu nafsu yang merasakan penyesalan, kesedihan, ketakutan, dan apatis. Ketika kita memiliki nafsu lawamah penyesalan tidak dilanjutkan dengan keimanan kita yang dimiliki kepada Allah SWT maka kita akan merasakan depresi. Dan ketiga Nafsu Mutmainah, yaitu nafsu yang memiliki emosi tenang, jiwa yang tenang, dan akan memiliki semangat hidup, berjuang, memperbaiki diri dan menerima akan takdirnya.” Ujarnya.
Karamel episode ke-2 berkolaborasi dengan Hizbul Wathan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) diselenggarakan pada hari Sabtu 16, April 2022, bertemakan “Prinsip Ekonomi Islam dalam Bulan Ramadhan”.
Bersama Ramanda Mustofa Idris (Bendahara Pimpinan Cabang Muhammadiyah Cileungsi) dan Ramanda Danang Wahyu Muhammad (Pembina Hizbul Wathan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta).
Ekonomi Islam atau iqtishad yang berarti seimbang atau ekonomi Islam diibaratkan perekonomian yang berdasarkan kepada ketuhanan. Prinsip Ekonomi Islam, terdiri dari 5, diantaranya, Tauhid (ketuhanan), Adl (adil), Nubuwwah (kenabian), Khalifah (perintah), Ma’ad (hadist). “Jangan berhenti belajar mengenai muamalah dan jangan hanya belajar tentang ibadahnya saja tetapi belajarlah pula mengenai muamalah” Ujar Ramanda Idris.
Islam sudah mengatur semua yang ada dimuka bumi dan jika kita berislam maka kita harus pula menerima satu paketnya yang berisikan ibadah dan muamalah. Salah satu bagian ajaran kita adalah transaksi Muamalah, kebanyakan orang selalu melupakan atau mengesampingkan muamalah, Umar bin Khattab pernah berkata ” janganlah kalian memasuki pasarku sebelum kalian memahami apa itu Muamalah”. Pungkas Ramanda Danang.
Karamel episode ke-3 berkolaborasi dengan Hizbul Wathan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, diselenggarakan pada Sabtu, 23 April 2022, bertemakan “Ramadhan untuk Perubahan dalam Momentum Nuzulul Qur’an”
Bersama Ramanda Alfian Mauricefle (Ketua Qabilah Hizbul Wathan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin) dan Ramanda Imam Tarmiji (Ketua Bidang Diklat Kwartir Daerah Hizbul Wathan Kabupaten Bogor).
Di bulan ramadhan inilah Allah SWT menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk. Di bulan ramadhan kita di anjurkan banyak bersedekah, membaca Al-Qur’an dan beribadah lainnya. Ada perdagangan antara kita dengan Allah SWT selama di bulan ramadhan dan pahala kita akan di lipat gandakan oleh Allah SWT tanpa melihat dosa kita yang sebelumnya.
Puasa menjadi transformatif melakukan perubahan habit di butuhkan 21 hari sedangkan bulan puasa itu 29 hingga 30 hari hal tersebut dapat menjadikan kita sebagai menjadi pribadi yang lebih baik lagi, caranya dengan melakukan ibadah-ibadah, terdapat 2 dimensi, Dimensi transendental dan dimensi sosial. Nilai-nilai tersebut merupakan pilar-pilar yang menopang kokohnya masyarakat. Orang yang beriman adalah orang yang bisa menahan amarahnya. Beribadahlah seperti Allah melihat kita dan kita melihat Allah. “Ujar Ramanda Alfian
Bulan ramadhan telah di tetapkan suatu kegiatan dan kita harus menerima bulan ramadhan dengan senang hati, kata Allah berkata dengan Rasulullah. ” Ada orang yang melakukan bulan puasa sebelum kamu”
Mempuasakan emosi kita di bulan ramadhan ini, kita pula mempuasakan atau mengistirahatkan perut atau pencernaan kita selama 1 bulan penuh, 11 bulan lamanya perut kita dan pencernaan kita tidak di istirahatkan. Syahwat perut kita harus di jaga, kita juga harus mempuasakan panca indera kita, dan kita pula mempuasakan hati kita.
Puasa seperti inilah yang membuat perubahan total pada diri kita maupun orang lain. Indikasi perubahan saat meninggalkan bulan ramadhan seperti, bergembira, mampu meningkatkan ketakwaan kita, tetap berinteraksi dengan Al-Qur’an. “Tambah Ramanda Imam Tarmiji.
Karamel episode 4 bersama Hizbul Wathan IAI Muhammadiyah SINJAI, diselenggarakan pada Sabtu, 30 April 2022. Bertemakan “Meraih kesuksesan di bulan Ramadhan”.
Bersama Ramanda Mad Rois (Sekretaris Qabilah AR Fachruddin STKIP Muhammadiyah Bogor) dan Ramanda Eril (Sekretaris LAIK IAI Muhammadiyah Sinjai).
Ramadhan sebagai madrasah atau sekolah untuk kita mendisplinkan dalam beribadah kepada Allah SWT. Seperti dalam hal nya Q.S Al-Baqarah ayat -183 menjelaskan bagaimana keistiqamahan kita dalam beribadah setelah bulan ramadhan diantaranya mendirikan shalat dengan disiplin, shalat sunnah qiyamul lail dan menginfaqkan harta kita dari yang telah Allah berikan.
Adapun indikator orang yang sukses berpuasa di bulan ramadhan yang terdapat dalam surat Q.S Ali Imran ayat 14-17 diantaranya, Meraih kesenangan akhirat karena kesenangan dunia tidak ada apa-apanya contohnya kesenangan atau kecintaan manusia terhadap kendaraan, binatang ternak, ladang, anak kecil dan lain sebagainya. Meraih kesenangan di surga untuk orang-orang yang bertaqwa, di surga ada sungai-sungai mengalir yang belum bisa kita imajinasikan dengan sungai yang ada di dunia karena dalam Al Qur’an sungai di surga ada sungai susu, madu dan lainnya. Di surga kita akan tinggal dengan kekal atau lebih lama ketika kita hidup di dunia. Di surga juga kita akan mendapatkan pasangan yang suci bersih serta akan meraih keridhaan dari Allah SWT, Orang yang bertaqwa akan masuk surga dengan seringnya kita berdoa kepada Allah SWT, seperti doa yang ada dalam surat Ali Imran ayat – 16, Orang yang bertaqwa yaitu orang-orang yang bersabar dalam keadaan apapun, baik dalam keadaan menjalankan ibadah kepada Allah, bersabar dalam menjauhi larangannya, bersabar dalam menghadapi musibah. Serta orang bertaqwa itu selalu jujur, istiqamah dalam ketaatan, selalu menginfaqkan dijalan Allah dan selalu memohon ampun diwaktu sahur atau subuh, pada waktu sepertiga malam. “Jelas Ramanda Mad Rois”
4 Hikmah menahan diri berpuasa yang merupakan indikator kesuksesan meraih bulan suci ramadhan, diantaranya, Menahan diri dari makan dan minum, seperti yang dijelaskan dalam Q.S Al – Araf ayat 31 bahwasanya kita jangan makan dan minum yang berlebihan karena akan mendatangkan penyakit. Namun ketika kita berpuasa kita akan terhindar dari penyakit yang menyerang kesehatan tubuh kita, Hikmah menahan diri dari amarah, dalam Q.S Yusuf ayat 53 bahwasannya nafsu itu selalu menyuruh kita untuk berbuat kejahatan namun ada pula nafsu yang tidak membawa kepada kejahatan yakni nafsu yang diberi rahmat oleh Allah SWT. Adapun HR At tabrani yang menjelaskan bahwa kita tidak boleh marah jika kita dapat menahan amarah itu kita akan mendapatkan surga, karena marah juga sebagian dari nafsu, Menahan diri dari maksiat, seperti yang dijelaskan dalam Q.S Al – Baqarah ayat 61 bahwasanya kita harus mampu menjauhi atau melatih diri untuk menjauhi perbuatan yang dapat menjerumuskan kita kepada kemaksiatan baik itu bentuknya pergaulan bebas, penipuan, korupsi dan lain sebagainya, Menahan diri dari hal-hal yang mengotori pikiran dan hati, Q.S As-Syuara ayat 87-89 menjelaskan bahwa hati yang bersih merupakan indikator dari menahan diri. “Tegas Ramanda Eril”.
Alhamdullilah kegiatan KARAMEL ini berjalan dengan lancar dan mendapatkan apresiasi setinggi-tingginya. Kegiatan kajian Ramadhan ini sebagai wadah Rakanda Ayunda untuk menimba ilmu dan mempererat tali persaudaraan antar kafilah Se-Indonesia. Semoga kegiatan KARAMEL ini dapat menjadi contoh bagi kafilah lain, sebagai ajang dakwah terkhusus di bulan suci Ramadhan. Semangat menebar Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Salam HW, Salam Fastabiqul Khoirot.